August 13, 2012

The Raid: Redemption (2011)

The Raid: Redemption (2011)
 [Serbuan maut]







Director : Gareth Evans
Release date (s) : 8 September 2011
22 Maret 2012 (Indonesia)
  Running Time : 101 menit
  Country :  Indonesia
  Language : Indonesia

Casts :
Iko Uwais

Watched : 9 August 2012



Sejujurnya, saya tidak berekspektasi terlalu tinggi ketika iseng menonton film ini lewat DVD di rumah teman. Walaupun banyak review dan tanggapan positif tentang film ini, tapi saya takut kecewa karena orang Indonesia terlalu suka melebih-lebihkan sesuatu.




The Raid sendiri bercerita tentang tim polisi (SWAT) yang berjumlah 20 orang yang bertugas menjalankan misi menyerbu tempat persembunyian gembong narkotika kelas kakap bernama Tama di sebuah apartemen tua dan kumuh yang tak tersentuh aparat. Gedung tersebut juga menjadi tempat para pembunuh, anggota geng, pemerkosa, dan pencuri berlindung untuk mencari tempat tinggal aman. Singkat cerita, terjadi baku hantam antara para polisi tersebut dengan para gerombolan penjahat anak buah Tama. 




Dalam durasi 101 menit, kita akan disuguhkan adegan baku hantam dan tembak-tembakan antara para polisi dan gerombolan penjahat yang ada di gedung tersebut. Cepat dan nyaris tanpa jeda. Bahkan teman saya sampai meringis dan ngilu melihat adegan kekerasan yang ditampilkan seperti penembakan dengan pistol di kepala, penusukan dengan senjata tajam atau luka-luka yang ditampilkan di film ini. Nyaris saja, teman saya tersebut menyerah untuk menontonnya. Sedangkan saya sendiri malah terkekeh melihatnya karena adegan seperti ini belum seberapa jika dibandingkan menonton film gore.   


 


Dari segi jalan cerita, terkesan banyak yang terlalu dipaksakan dan penuh tanda tanya tanpa ada jawaban yang pasti sama sekali. Tapi mungkin hal tersebut disengaja karena mungkin cerita detailnya akan ditemukan di sekuelnya nanti, Berandal.


 


Dari segi akting para pemainnya, tidak jelek juga tidak bagus (kecuali di bagian adegan berantemnya). Terutama untuk dialog yang ditampilkan terkesan sangat kaku seperti dialog yang dibaca langsung dari buku tanpa intonasi. Sinetron saja masih lebih bagus dialognya. Mungkinkah hal tersebut karena sang sutradara yang berasal dari luar? Entahlah! Tapi setidaknya, ya di bagusin, dong dialognya! Jangan seperti orang yang sedang membaca naskah tanpa intonasi begitu! Sewaktu sersan Jaka (Joe Taslim) berkhotbah di depan anak buahnya, sumpah, saya ketawa mendengar kata-kata yang diucapkannya. Datar tanpa intonasi dan ekspresi dari raut wajahnya. Kalau tidak ingat bahwa ini adalah film bergenre action, pasti film ini sudah kritik habis-habisan soal akting dan dialog para pemainnya.


 

Tapi untuk adegan fightingnya, saya cukup terhibur. Apalagi melihat adegan perkelahian antara (Rama) Iko Uwais, Andi (Donny Alamsyah) dan Mad Dog (Yayan Ruhian) yang berlangsung sengit dan lama. Saya sempat senang waktu Mad Dong tak terkalahkan oleh dua orang tersebut (lho?). Tapi, ya namanya film, tetap aja yang jahat pasti kalah (hmm). Oh, ya ada sedikit twist juga, nih soal Tama di endingnya yang *sensor** (mending nonton sendiri aja ya... ).


 








No comments:

Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png