January 08, 2015

Afro Tanaka | Afuro Tanaka (2012)


Afro Tanaka (2012) 





Tanaka Hiroshi (Matsuda Shota) memiliki gaya rambut afro yang menjadi tren di tahun 1970-an. Dia sama sekali tidak pernah mengubah gaya rambutnya menjadi model afro, melainkan memang terlahir dengan model rambut seperti itu. Memiliki gaya rambut yang berbeda dari kebanyakan orang, membuat Tanaka sering di-bully semasa kecil. Namun Tanaka yakin bahwa rambutnya tersebut membawa keberuntungan baginya. Suatu hari, Tanaka dan teman-temannya membuat kesepakatan bahwa mereka akan bertemu lagi beberapa tahun kemudian dengan membawa pasangan mereka masing-masing. Namun, di usia yang telah menginjak 24 tahun, Tanaka masih berjuang dengan pekerjaannya, belum mendapatkan pasangan dan masih perjaka. Tekanan yang dirasakannya semakin berat ketika salah satu teman sekolahnya mengundangnya datang ke pesta pernikahannya. Tidak ingin dipermalukan teman-temannya, Tanaka pun bertekad untuk mendapatkan kekasih. Dapatkah ke-afro-annya menyelamatkannya dari situasi yang sulit?

Afuro Tanaka adalah sebuah film yang diangkat dari manga karya Masaharu Noritsuke. Saya sebenarnya tidak begitu tertarik untuk menonton film ini jika bukan karena saran salah seorang teman ketika saya menanyakan film komedi. Dan hasilnya, saya kurang bisa menikmati film ini. Entah karena terlalu komikal atau apa, saya tidak begitu bisa menangkap humornya. Jarang sekali saya tertawa (padahal teman saya yang merekomndasikan film ini mengatakan bahwa dia sampai tertawa terbahak-bahak). Namun ada satu-dua adegan yang berhasil membuat saya tertawa keras, yaitu adegan ketika teman-teman Tanaka datang ke apartemennya dan adegan ketika pesta pernikahan teman Tanaka dimana dia memberikan kata sambutan. Selain itu ada beberapa bagian yang memorable dan mungkin sedikit menggelitik, seperti ketika Tanaka mendapat pesan singkat melalui ponselnya dari gadis yang disukainya, bagaimana sikapnya kala itu, kecanggungannya berhadapan dengan makhluk yang bernama perempuan, terasa lucu dan menarik. Mungkin kita sendiri pernah mengalami hal yang sama seperti Tanaka, sehingga setidaknya mampu membuat kita tersenyum kala menyaksikan adegan tersebut. Namun sisanya, hanya membuat saya nyengir. Yeah, entah kenapa film ini terasa flat ceritanya bagi saya. Tak ayal beberapa scene yang seharusnya bisa membuat minimal tersenyum, malah terasa fail; then I said "what's the hell is going on?"Ah, Mungkinkah saya yang tidak punya sense of humor? Ataukah sense of humor saya hilang?. Selain itu saya juga merasa bosan dan nyaris mengantuk dengan durasinya yang terlalu lama dan pacenya yang super lambat. Seandainya durasinya tidak selama ini, pasti lebih menarik. Banyak adegan yang menurut saya tidak begitu penting dan terkesan seperti mencomot adegan di manganya; sepertinya begitu (saya belum membaca manganya).

Matsuda Shota lagi-lagi memainkan karakter yang mirip-mirip karakter yang pernah dimainkannya sebelumnya; padahal dia sebenarnya cukup bertalenta. Kemampuan aktingnya terasa kurang tereksplor dengan baik lewat perannya disini. Walau begitu, tak bisa disangkal memang karakter Tanaka-lah yang memang mencuri paling banyak perhatian dibanding karakter lainnya yang terkesan hanya sebagai pemanis semata. Seperti karakter Kato Aya yang diperankan Sasaki Nozomi yang terkesan numpang lewat dan terlupakan begitu saja ketika film selesai. Kecantikan Nozomi mungkin memang menarik mata para kaum adam, namun tak begitu dengan aktingnya yang terkesan biasa saja. Padahal harusnya bisa 'wah' terutama di bagian endingnya. Selain itu, pemilihan para supporting casts-nya juga kurang tepat. Memang, sih ini film komedi tapi nggak ada salahnya juga, kan kalau memilih para aktor yang rada gantengan dikit untuk karakter teman-teman Tanaka. Ini keliatan banget cuma Tanaka doang yang ganteng. Yeah, at least dengan begitu akan menambah sedikit nilai plus untuk film ini, selain menarik minat penonton yang mungkin mau mencoba mencicipi film Jepang. Kenapa saya bilang begitu? Lihat saja film-film dari asia lainnya seperti Korea misalnya, kebanyakan pasti memakai aktor yang bertampang ganteng sehingga banyak yang menonton film Korea walaupun mungkin ceritanya jelek. Lagipula, kadang saya bosan dengar pendapat orang yang tiap kali saya suruh mencicipi film Jepang, mereka selalu mengatakan seperti ini: "Malas, ah.. pemainnya nggak ganteng!" *wtf.

Walau memiliki kekurangan disana-sini, tapi saya suka dengan tema persahabatan dalam film ini. Malah justru cerita tentang persahabatannya terasa lebih kental dibanding cerita tentang cintanya sendiri. Namun sayangnya, walau disajikan dengan humor supaya lebih mudah dicerna jalan ceritanya. Afro Tanaka adalah film yang akan langsung terlupakan begitu saja ketika selesai menontonnya.









Title: Afro Tanaka / Afuro Tanaka / アフロ田中 | Genre: Comedy | Director: Matsui Daigo | Release Date: February 18, 2012 | Running Time:  114 minutes | Country: Japan | Language: Japanese |  Cast: Matsuda Shota, Sasaki Nozomi, Tanaka Kei, Tsutsumishita Atsushi, Endo Kaname, Komakine Ryusuke, Hara Mikie, Franky Lily | IMDb



 




















Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png