November 11, 2016

A Short Film About Killing | Krótki film o zabijaniu (1988)


A Short Film About Killing (1988) 
Krótki film o zabijaniu 

What A Beautiful Dark Film About Killing!




Jacek Lazar: I didn't listen in court, not until you called to me. They were all... all against me.
Piotr Balicki: Against what you did.
Jacek Lazar: Same thing..





A Short Film About Killing bercerita tentang tiga karakter sentral yang nantinya akan saling berhubungan melalui suatu kasus. Waldemar Rekowski (Jan Tesarz) adalah seorang supir taksi gendut yang sangat menikmati kebebasan dan pekerjaannya. Dia menyukai seorang gadis muda, dan dia membenci kucing dan anjing. Jacek Lazar (Miroslaw Baka) adalah seorang pemuda dari desa yang baru tiba di Warsama dan berkeliaran di kota tanpa tujuan yang jelas. Piotr Balicki (Krzysztof Globisz) adalah seorang pengacara muda idealis yang baru lulus ujian. 

Aura kelam, disturbing dan violent langsung terlihat dari opening film ini dimana terlihat ada adegan tikus mati dan seekor kucing yang digantung. Selain itu pemilihan tone warna yang digunakan juga cenderung gelap. Hal tersebut tentu sejalan dengan judul film ini sendiri. Sebagai informasi, film ini merupakan expanded dari sebuah serial televisi terkenal di Polandia berjudul Dekalog dalam episode Dekalog: Five arahan sutradara Krzysztof Kieślowski. Sang master Kieslowski, saya kenal awalnya lewat trilogi Three Colors yang begitu indah dan berseni. Di susul kemudian, Blind Chance dan The Double Life of Veronique yang memukau saya. Dan lewat film ini, saya semakin yakin bahwa beliau memang salah satu sutradara handal yang selalu menghasilkan film-film bagus dan bermutu yang indah, berseni dan berkelas. Keindahan A Short Film About Killing terlihat dari visual dan ceritanya (walaupun bertema pembunuhan). Sinematografinya begitu indah. Saya suka dengan tampilan gelap di sudut frame kamera - saya tidak paham istilahnya - yang memakai filter hijau. Tampilan yang gelap dan suram tersebut seolah memaparkan suasana hati  dan kehidupan yang suram. Shot-shot yang diambil juga bagus, unik, dan indah. Tak henti-hentinya saya mengagumi keindahan sinematografi yang dihasilkan oleh Sławomir Idziak ini. Keindahan film ini juga didukung oleh backsound musik yang tak kalah memukau olah karya Zbigniew Preisner

A Short Film About Killing menampilkan tensi ketegangan yang semakin lama semakin meningkat, terutama ketika adegan pembunuhan terjadi. Pembunuhan tersebut di shot dengan brutal, sadis, dan kejam secara mendetail dalam rentang waktu sekitar 8 menit. Kita akan tahu bahwa memang ada sesuatu yang salah dari sang pembunuh tersebut. Lihatlah bagaimana dia begitu senang dan menikmati melakukan hal-hal yang mengganggu kenyamanan orang lain seperti melempar batu dari atas jembatan ke arah jalan raya yang dilalui oleh kendaraan di bawahnya sehingga menyebabkan kecelakaan atau membuat kesal seorang wanita tua yang memberi makan merpati-merpati di taman dengan menghalau merpati-merpati tersebut. Namun, sayang motif pembunuhan yang dilakukan sang pembunuh tidak diungkapkan dalam film ini. Sepertinya sengaja dibuat begitu agar menonton serial televisinya. Atau memang sengaja tidak diungkap motif pembunuhannya agar penonton nantinya tidak merasa kasihan atau bersimpati pada sang pembunuh. Tapi sebenarnya kita bisa menebak-nebak sendiri tentang motif pembunuhannya dari adegan-adegan yang dipaparkan dalam film ini; salah satunya adalah (mungkin) faktor cemburu dimana sang pembunuh dekat dengan seorang wanita muda yang sering dirayu oleh sang korban. Atau mungkin memang sang pembunuh adalah seorang psikopat keji nan sadis yang membunuh tanpa motif apapun. Atau mungkin juga karena kondisi psikologisnya sedang tidak stabil karena frustasi, kesepian atau kecewa. Untuk alasan yang terakhir, bisa dilihat dari sesi curhat sang pelaku dengan pengacaranya ketika akan dieksekusi. Apalagi jika mengingat bahwa sang pelaku sempat menangis ketika membunuh korbannya.

Ada dua pembunuhan yang dijabarkan dalam film ini yang masing-masing dibagi dalam dua bagian. Bagian pertama adalah pembunuhan yang sadis, keji dan brutal, sedangkan pembunuhan kedua adalah pembunuhan yang disengaja dieksekusi karena tindak kriminal. Jika membandingkan keduanya, sebenarnya tidak ada yang berbeda. Keduanya sama-sama menimbulkan perasaan campur aduk yang tidak mengenakkan. Itulah mengapa film ini menuai pro dan kontra. Ya, A Short Film About Killing bukanlah film yang dapat dinikmati oleh semua orang. Film ini terlalu berat dan kelam, baik dari temanya sendiri maupun karakter-karakternya. Dan Kieślowski memang ingin menunjukkan bahwa seperti itulah realitas kehidupan. Namun, jika anda penikmat sebuah film bagus, berkelas dan berseni, anda wajib menonton film ini. Tak salah jika film ini memenangkan Jury Prize di Cannes Film Festival 1988 dan masuk sebagai Best Film dalam European Film Award 1988A Short Film About Killing is truly a masterpiece. Worth watching!.






Title: A Short Film About Killing / Krótki film o zabijaniu | Genre: Crime, Drama | Director: Krzysztof Kieślowski | Music: Zbigniew Preisner | Cinematography: Sławomir Idziak | Release dates: 11 March 1988 | Running time: 84 minutes | Country: Poland | Language: Polish | Cast: Mirosław Baka, Krzysztof Globisz, Jan Tesarz, Zbigniew Zapasiewicz , Krystyna Janda | IMDb | Rotten Tomatoes






2 comments:

Stevie said...

Ouch!
Rupanya "seleramu" memang tidak main-main, ya.

Jarang sekali aku temukan orang Indonesia yang menyukai
—apalagi bisa memahami— film-filmnya Kieślowski.

Tak terbantahkan, film ini memang bagus.

Tapi —IMO— tak bisa "mengalahkan" trilogi Three Colors.
Apa sudah ada review Three Colors di blog ini?

Radira said...

Wow Stevie (wonder) is back~

Film-filmnya Kieslowski itu bagus dan indah.
Soal memahami, sebenarnya kadang gagal paham juga, sih~

Saya, sih lebih suka film ini dibanding Three Colors Trilogy.
Nontonnya udah lama banget jadi reviewnya juga singkat banget.
Maklum, baru belajar review kala itu.

Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png